Kami kehilangan sekolah yang telah kami tempati selama bertahun-tahun. Ruang tempat belajar mengajar tinggal puing-puing, dan beberapa bulan lagi berganti dengan megahnya tempat ibadah. Tidak ada yang bisa memperjuangkan sekolah itu, perangkat desa dan juga pengelola tempat ibadah tersebut. Sebagai guru pengajar, hati kami hancur. Seharusnya ada uang ganti rugi untuk bangunan, tapi pihak desa tidak mengurusnya. Masyarakat mengganggap TK hanya sekolah bermain, padahal TK adalah pondasi dasar pendidikan. Hari itu, setelah pemberitahuan penggusuran, kami segeran mencari tempat agar proses pembelajaran tidak terganggu. Akhirnya kami mendapat tempat di SDN yang ada dipelosok desa kami. Gudang tempat menyimpan gamelan dengan kondisi atap seng, dan berlubang. Lantai dari semen yang sudah pecah, tembok yang berlumut. Menyeramkan memang, tapi tak ada tempat lain selain tempat itu. Kami bertiga pun segera bergerak cepat, tanpa bantuan siapapun. Alhamdulillah, dalam sehari ruangan sudah bersih. Hari ke 2 kami membeli perlengkapan cat untuk memoles tembok yang berlumut. Walaupun nantinya anak-anak TK kami hanya nunot/numpang, tapi kami ingin membuat anak-anak merasa nyaman. Hari ketiga, ruangan sudah berubah menjadi sebuah tempat yang layak huni. Kegiatan kami selanjutnya adalah persiapan acara istighosah, untuk kelancaran pembelajaran di TK. Selain walimurid, kami mengundang juga pak kepala desa, perangkat desa, pak mantan kepala desa, kepala SDN. Setelah istigoshah acara selanjutnya adalah musyawarah tentang kelanjutan TK. Satu hal yg menjadi catatan dan dongkolnya hati kami, kepala desa yang kami undang pun tidak mau hadir. Permintaan ganti rugi gedung pun ditolak dengan alasan ''tidak ada dana, pada dasarnya tanah itu bukan milik desa, tapi milih kami''. Kami hanya guru, kami tak bisa lagi melangkah lebih jauh. Hanya bisa menunggu dan berharap, semoga kami tidak terusir lagi dari tempat yang sekarang ini menjadi tempat anak-anak belajar. Dan semoga masih ada anak-anak yang mau TK kami walaupun terletak dipelosok, dan kondisi jalanan yang sulit. Kami guru bukan PNS, dengan gaji yang tidak besar, tapi kami akan tetap bertahan di TK ini. Semoga Allah melimpahkan ilmu yang bermanfaat bagi kami, kesabaran dalam mengajari anak-anak. Amin